Senin, 12 Januari 2009

Massa PKS Memadati Monas


Liputan6.com, Jakarta: Ribuan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan massa lintas agama kembali berunjuk rasa di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Ahad (11/1). Massa memprotes serangan militer Israel ke Palestina dan secara khusus meminta Pemerintah Mesir membuka pintu di perbatasan Kota Raffah agar bantuan kemanusiaan bisa tersalurkan.

Sejak pagi, simpatisan PKS telah memadati kawasan Monas sambil membawa bendera Palestina. Mereka menyanyikan lagu-lagu berisi dukungan terhadap perjuangan penduduk di Jalur Gaza. Massa lalu berjalan kaki dari Monas menyusuri Jalan M.H Thamrin. Aksi ini merupakan yang kedua kalinya digelar.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hidayat Nur Wahid, tampak ikut serta dalam aksi tersebut. Dalam orasinya, Hidayat menceritakan tentang hasil pertemuan dengan sejumlah tokoh Arab di kawasan Timur Tengah. Pertemuan itu guna menciptakan perdamaian di Palestina.

Usai berjalan kaki, massa kembali berkumpul di Bunderan Hotel Indonesia. Pengunjuk rasa melanjutkan aksinya di lokasi tersebut. Sebagian demonstran mengatakan, meski tak efektif, setidaknya aksi ini bisa memberi dukungan secara moril bagi warga Palestina. Sebagian lain menyakini, aksi ini bisa membantu rakyat Palestina lewat dana yang mereka galang.

Sementara itu, hingga saat ini belum ada yang bisa menghentikan kemurkaan Israel di Palestina. Perintah gencatan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa pun tak dihiraukan negara Zionis tersebut. Sasaran tembakan mereka justru semakin brutal. Hingga hari kelimabelas, senjata militer Israel telah menewaskan 825 warga Paletina dan melukai lebih dari 3.000 lainnya.

Tak hanya warga, para jurnalis di Kota Gaza turut menjadi sasaran militer Israel. Sebuah bangunan yang digunakan sebagai basis stasiun televisi dari Arab Saudi dan Kuwait dihantam rudal. Mobil ambulans dan petugas medis yang menurut hukum perang tak boleh diserang pun tetap jadi sasaran Israel.

Saat ini, warga Palestina menyambung hidup di sejumlah tempat pengungsian. Mereka merasa tidak aman karena Israel sempat menyerang pengungsian warga. Krisis kemanusiaan di Gaza pun memburuk setelah pasokan air bersih menipis. Bantuan internasional yang sempat masuk ke Jalur Gaza terhenti karena diserang militer Israel.(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)

Tidak ada komentar: