Jumat, 27 Februari 2009

Harimau PKS Menerkam Mangsa


Awas! PKS seperti Harimau. Judul itu sempat muncul di situs ini beberapa waktu lalu. “Harimau tak memandang mangsanya lebih besar dari tubuhnya. Yang ada hanya bagaimana cara menundukkannya,” begitu Daeng Matta dalam pernyataannya

Bukan PKS namanya kalo tidak selaras antara ucapan dan tindakan. Partai dakwah ini telah membuktikan karakter harimau ada di dalamnya. Taringnya yang tajam telah menerkam mangsa dalam sekali sergap. 'Banteng-banteng' politik itu lumpuh tak berdaya.

Seperti kita tahu bersama, partai besar, kecil, baru ataupun lama mengangkat isu sembako sebagai prioritas 'jualan' partainya. Sembako murah dan kesejahteraan petani bak lipstick pewarna 'bibir' tiap parpol. Keberhasilan swasembada beras juga menjadi tema kampanye masing masing dari duet parpol pemerintah saat ini.

Bahkan sering kita lihat pejabat tinggi negeri ini dengan 'semangat 45' menyebutkan sebagai rekor kinerja partainya. Dari awal masa kampanye, iklan semacam itu berhamburan di media cetak ataupun electronic oleh bermacam parpol. Bahkan berbilang bulan lamanya.

Namun, jualan musim pemilu itu nampaknya akan ditutup dengan happy ending oleh PKS. Simak saja, Iklan PKS dengan Anton Apriantono sebagai Menteri Pertanian yang memang kadernya. Meskipun baru tayang akhir akhir ini namun mampu membelalakkan mata anak bangsa.

Dianggap 'PKS tak tahu sembako' ternyata pakarnya, membungkam jargon dengan fakta, merobek klaim dengan data. Walhasil, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, sekali tayang banyak iklan pada tumbang.

Widodo, widodo@nhm.co.id

Kamis, 26 Februari 2009

Kiai Muda NU Dukung PKS


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama ini dikenal sebagai partai urban dan modernis. Namun, pemilihan umum 2009 akan mencatat kejutan karena wajah rural dan tradisional, PKS mulai mencuat.

Hal itu terlihat dalam acara pelantikan DPC (Dewan Pengurus Cabang) dan DPRa (Dewan Pengurus Ranting) yang digelar di Sampang, Madura, Selasa (24/2). Acara tersebut dihadiri 1.000 kader dan simpatisan PKS yang menamakan diri sebagai Relawan 8 untuk Kebangkitan Madura.

KH. Abdurrahman Shaleh, Lc yang menjabat Ketua DPD PKS untuk Kabupaten Sampang menjelaskan, “Kami melantik 14 DPC baru di kabupaten Sampang dan 120 DPRa di berbagai kelurahan,” katanya.

Sementara di Bangkalan (18 DPC), Pamekasan (13) dan Sumenep (27), artinya seluruh kecamatan di Madura telah ada pengurus PKS-nya. Dari 29 kelurahan dan 959 desa di Pulau Garam, sudah terisi 357 DPRa, yakni 36,3%. Dalam satu bulan ke depan ditargetkan 90% kelurahan/desa telah terbentuk DPRa.

“Permohonan menjadi kader dan pengurus sangat banyak, selain itu juga kebutuhan saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) amat mendesak,” ujar Abdurrahman, yang juga menjadi guru Pesantren Al-Ittihad al-Islamiyah, Camplong.

Acara tersebut dihadiri Moh Razikun, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PKS, yang dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas kerja keras kader PKS. Banyak pengurus dan simpatisan yang harus menempuh perjalanan 50 kilometer lebih dengan naik motor atau angkutan umum.

“Masa depan PKS sangat ditentukan inisiatif dan kerja keras teman-teman di cabang dan ranting. Anda semua ujung tombak PKS untuk melakukan pelayanan dan pendekatan kepada kelompok tradisional yang menjadi basis baru PKS,” ujar Razikun. Karena itu, target perolehan suara 20% dalam pemilu tahun ini menjadi masuk akal berkat dukungan akar rumput.

Di antara hadirin juga tampak tokoh kiai setempat, antara lain KH Thoha Kholili (Pengasuh Ponpes Al-Muntaha Al-Kholiliyah, Bangkalan), KH Ainul Faqih (Ponpes Manbaul Ulum, Kedundung) dan KH Syaiful Bihar (Ponpes Al-Banna, Sokobanah).

Sejumlah kiai yang telah menyatakan dukungan terbuka kepada PKS, namun belum sempat hadir adalah KH Zain Abdurrahman (Pendiri Lembaga Darissalam, Pamekasan), KH Husain Arjas Jamad (Ponpes Raudlatul Amien, Kangean, Sumenep) dan KH Ad-Dailami (Ponpes Abu Hurairah, Sapeken, Sumenep). Mereka semua mewakili generasi baru para kiai yang mulai terbuka orientasi politiknya, tak lagi melihat PKS sebagai ancaman tradisi.

Calon Anggota DPR RI dari PKS Sapto Waluyo, menegaskan perluasan basis sosial tradisional menjadi garis kebijakan dalam Falsafah Dasar dan Platform Kebijakan Pembangunan PKS.

“PKS hadir untuk kepentingan seluruh umat dan bangsa. Mungkin pada awal didukung kalangan muda perkotaan dan terpelajar, namun saat ini setelah sepuluh tahun berkiprah, dukungan meluas hingga pelosok desa dan kota,” ungkap Sapto, yang masih tercatat sebagai Anggota Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS.

Tokoh muda NU yang tergabung dalam PKS tak hanya berstatus penggembira, namun menempati posisi strategis dalam daftar Caleg DPRD II, misalnya A. Robik Jaizi (Dapil 2 Sampang) dan Imam Cahyono (Dapil 5 Sampang). Wakil NU di Bangkalan lebih banyak lagi Ennen Hamzah (Bangkalan-Kamal), Drs. Masduki (Galis-Tanah Merah), Nyai Musfiroh (Labang-Kwanyar), H. Mahally dan Ali Rachbini (Blega-Modung) yang semuanya memiliki jabatan struktural di MWC NU. Dengan spirit muda PKS, dinamika sosial Madura semakin bergairah.

Sapto Waluyo, sapto.waluyo@gmail.com
sumber:inilah.com

Kamis, 19 Februari 2009

Seniman Jabar : Polemik Jaipongan Sudah Selesai


Awas Seniman “jelmaan”

"Saya merasa kaget saat diminta klarifikasi oleh wartawan. Apa yang harus saya klarifikasi, karena saya tidak merasa pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang diberitakan di sejumlah surat kabar, apalagi yang berkenaan dengan tari Jaipongan, tahu istilah 3 G saja baru belakangan ini dari koran " ujar Heryawan, di hadapan sejumlah seniman, budayawan, dan sesepuh Jawa Barat,.

PK-Sejahtera Online: Seniman Jawa Barat sepakat polemik seputar jaipong sudah selesai. Seniman puas dengan penjelasan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Selain itu juga mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada pada pernyataan dan tingkah Seniman “Jelmaan” yang meresahkan masyarakat.

Hal itu terungkap pada pertemuan para sesepuh dan tokoh seniman Jawa Barat yang berkumpul dan bersilaturrahim dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Padepokan Jugala Jln. Kopo 15 Bandung, yang juga kediaman Gugum Gumbira, Senin (9/2) malam. Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Jabar H.A.M. Ruslan, Kadisparbud Jabar H. Herdiwan, Ketua DPD Golkar Jabar Uu Rukmana, dan tokoh masyarakat Jabar Tjetje Hidayat I Padmadinata.

Acara silaturrahim yang berlangsung akrab dan hangat itu, dilanjutkan dengan tanya jawab antara seniman dan Gubernur, terungkap bahwa para seniman dan budayawan menginginkan terciptanya harmonisasi dan kerja sama antara Pemprop dengan seniman dan budayawan yang asli, bukan seniman ataupun budayawan "jelmaan", yang seringkali tingkah dan pernyataannya meresahkan masyarakat.

Kehadiran Gubernur di rumah Gugum Gumbira itu, atas undangan para seniman untuk mendapatkan kejelasan dan mendengarkan langsung seputar kontroversi pemberitaan sejumlah media cetak dan elektronik perihal tari jaipongan. Ahmad Heryawan menegaskan bahwa dia tidak merasa ada komunikasi dan wawancara apa pun dengan wartawan. Hal yang sebenarnya yang terungkap pada arahan pejabat eselon II di lingkungan Provinsi Jawa Barat adalah menekankan agar jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar memajukan seni budaya daerah melalui pendekatan industri budaya.

"Saya merasa kaget saat diminta klarifikasi oleh wartawan. Apa yang harus saya klarifikasi, karena saya tidak merasa pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang diberitakan di sejumlah surat kabar, apalagi yang berkenaan dengan tari Jaipongan, tahu istilah 3 G saja baru belakangan ini dari koran " ujar Heryawan, di hadapan sejumlah seniman, budayawan, dan sesepuh Jawa Barat,.

Menurut Heryawan, arahan kepada pejabat eselon II di lingkungan Provinsi Jabar dimaksudkan untuk menyampaikan visi dan misi sebagai gubernur kepada jajaran Disparbud Jabar dengan menekankan komitmen memajukan seni budaya daerah dengan cara melalui pendekatan industri seni budaya.

Berkenaan dengan masalah pakaian, menurut gubernur, kita memiliki komitmen untuk menjaga moral anak bangsa, salah satunya mengenai pakaian. "Kalau (menari) mengenakan pakaian kebaya lengan panjang apa salah, saya pernah melihat Kang Gugum menari dan Tati Saleh mengenakan kebaya. Di sini saya tidak menyebutkan nama tarian satu pun," ujar Heryawan.

Lebih lanjut, Heryawan bercerita bahwa ketika dirinya masih duduk di SD pernah menari jaipongan, tidak ada rasa kebencian apa pun terhadap kesenian. Tapi sebagai Gubernur, ini merupakan sebuah tanggung jawab moral dirinya untuk mengingat kepada semua pihak bahwa harus ada harmonisasi antara seni dan moralitas.

Sementara menyinggung isu seputar penghapusan bahasa Sunda di Bekasi, Gubernur menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengeluarkan larangan atau menghilangkan bahasa Sunda di Kota dan Kabupaten Bekasi. "Saya hanya mendengar keluhan dari tokoh masyarakat setempat yang daerahnya berdekatan dengan Jakarta dan bahasanya bahasa Betawi. Untuk itu,saya kem- balikan ke Perda 5,6, dan 7 yang ada bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah,” ujar Heryawan. Tapi lanjut Heryawan, entah bagaimana wartawan menulis menjadi Gubernur Jawa Barat menghilangkan bahasa Sunda di Bekasi. Ini jelas sebuah kesalahan informasi.

Hal ini harus menjadi perhatian agar para jurnalis untuk bekerja lebih profesional. Prosedur cek dan ricek atas suatu masalah merupakan hal yang harus diperhatikan. Berikanlah masyarakat informasi yang benar, mendidik dan membangun. Karena salah menyajikan informasi dapat memicu keresahan di tengah masyarakat.

Pengirim: MHN Update: 17/02/2009 Oleh: MHN
sumber:pasejahtera.org

Selasa, 17 Februari 2009

PKS Beriklan dengan Modal Cekak?


“Makanya ditunjukkan kliping-kliping media. PKS tidak ngomong apa-apa. Yang paling penting iklan PKS telah memainkan pencitraan dan tentunya cukup murah,” katanya.

PK-Sejahtera Online: Bukan PKS namanya kalau tidak bikin geger jagad perpolitikan Indonesia. Hampir apa saja yang dikeluarkan partai dakwah ini pasti menyedot perhatian masyarakat, termasuk para pengamat dan elit politik partai-partai lain.

Belum hilang ingatan kita atas kegeraman Panwas terhadap Presiden PKS, Tifatul Sembiring dengan alasan PKS melakukan aksi solidaritas Palestina yang membawa ribuan kader dan simpatisan dengan membawa atribut partai. Bahkan tidak itu saja, keluarnya SP3nya pun mengundang pro kontra.

Kini, PKS pun bikin geger lagi. Apalagi kalau bukan karena materi iklan terbarunya. Semua partai yang ‘disikat’ PKS melalui iklannya meradang. Sebut saja Ruhut Sitompul dari Partai Demokrat yang mengatakan PKS kalap. Firman Subagyo dari Partai Golkar yang akan menggugat, dan politisi dari PDIP pun tak kalah garangnya mengecam iklan berdurasi 30 detik ini.

Untuk masalah iklan, PKS memang jagonya. Walaupun penayangannya tidak sejor-joran partai lain, namun mampu menyedot perhatian. Buktikan saja, dari beberapa materi iklan yang disajikan PKS, praktis, hampir semuanya menarik perhatian. PKS sadar, dengan keuangan yang cekak, maka harus disiasati dengan metode periklanan yang cerdas.

Mulai dari iklan seri kepahlawanan yang membuat ‘panas’ petinggi NU dan Muhammadiyah. Kemudian iklan HM Soeharto yang dijadikan sebagai guru bangsa dan saat ini, iklan PKS satu bendera dengan format menyajikan kumpulan kliping media cetak maupun elektronik yang membuat panas Golkar, Demokrat dan PDIP.

Terlepas dari memanfaatkan situasi, hal ini menunjukan bahwa PKS memang sangat cerdas dalam mengelola isu dan cara penyajiannya sangat berbeda. Menurut Nunu, iklan politik kebanyakan selalu menjelaskan ‘siapa saya’, ‘apa pandangan saya’ yang terkait dengan identitas. “Nah, iklan PKS tampil dengan simpatik, sederhana, murah, dan cukup melempar masalah saja,” kata pengasuh sekolah penulisan iklan secara online ini.

Bahkan, kegeraman elit partai yang ‘diserang’ PKS bakal gigit jari karena tak punya bukti kuat. Pasalnya, hampir semua pengamat komunikasi mengatakan tidak ada yang salah dari iklan PKS tersebut.

Dedi Nur Hidayat, pakar komunikasi politik UI, menilai iklan PKS masih dalam batas wajar saja “Saya kira wajar saja. Toh materi iklannya tidak manipulatif. Semua berdasar pada fakta kliping media,” ujarnya. Menurut dia, iklan yang tidak wajar justru iklan yang menyerang tapi tidak ada fakta.

Hal senada diungkapkan praktisi periklanan Nur Tri Andini. Menurut dia justru PKS dalam iklan terbarunya cukup hati-hati dengan menampilkan fakta di berbagai media dengan tidak ada upaya PKS menghakimi pihak manapun. “Makanya ditunjukkan kliping-kliping media. PKS tidak ngomong apa-apa. Yang paling penting iklan PKS telah memainkan pencitraan dan tentunya cukup murah,” katanya kepada INILAH.COM.

Pengamat Komunikasi Effendi Ghazali pun mengamini pendapat di atas. Ia menilai tidak ada yang salah dari iklan tersebut. Effendi melihat ada tiga point dari peluncuran iklan tersebut. Pertama, PKS ingin memanfaatkan isu-isu tersebut untuk tujuan tertentu dengan gaya sendiri.

Kedua, teknik yang digunakan bisa dianggap out of the box. Di mana baru negara-negara luar yang menggunakan isu tersebut untuk menjatuhkan lawan politiknya. Ketiga, PKS cerdik memanfaatkan isu tersebut.

"Iklan-iklan seperti itu biasa dilakukan di negara-negara lain, jadi sangat lazim dan tidak perlu dipermasalahkan," kata Effendy kepada Okezone.com.

Ditanya apakah ini termasuk kampanye negatif, Effendi berujar, "Ini tidak bisa dikatakan kampanye negatif, karena iklan tersebut menampilkan berita-berita yang sudah menjadi konsumsi publik. Jadi tidak ada yang salah," tuturnya.

"Jadi bagi pihak yang merasa kebakaran jenggot, kalau mau mencak-mencak dipikir dulu. Kalau memang ingin membalas silahkan menggunakan iklan yang lebih kreatif lagi. Apalagi menurut Mahfudz Siddiq, iklan ini berisi tentang pendidikan politik. “PKS ingin memberi pesan ke publik bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin”, tutupnya. (Ibnu Syakir)
sumber:pk
sejahtera.org

Selasa, 10 Februari 2009

PKS Tak Anti Investasi Asing


VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera membagi-bagikan platform ekonominya ke para pengusaha yang mengikuti diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta. Platform itu menerangkan wawasan ekonomi PKS. Di antarannya, partai ini berjanji bersahabat dengan investasi asing.

"Banyak yang bertanya-tanya, PKS jika berkuasa akan business friendly atau tidak. Kami bicara pada mereka, jangan sampai ada kecurigaan. Kalau kami berkuasa, beginilah plattform kami," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring usai diskusi, Selasa 10 Februari 2009.

Tifatil menambahkan, forum ini membuka mata 20-an pengusaha yang tergabung dalam Tjiptono Darmadji Network bahwa PKS menganut kebhinnekaan dan toleransi. "Kami tunjukkan beginilah PKS. Tidak ada yang hidden agenda jika PKS berkuasa," ujarnya.

PKS, kata Tifatul, memberi kebebasan pada warga negara untuk beribadah menurut keimanannya, mengakui lembaga pengadilan sebagai resolusi konflik dan sama-sama bersatu menghadapi ancaman terhadap bangsa Indonesia. Di bidang ekonomi, PKS juga bertekad menjaga stabilitas ekonomi makro, mata uang, pengendalian inflasi dan membuka peluang investasi asing.

"Ekonomi kita bangun dan perbankan kita rapikan. Biarkan pengusaha mengelola bisnis dan menjalankan sistem ekonomi di tengah-tengah payung hukum," ujar pria kelahiran Bukittinggi itu.

sumber:vivanews.com

Pengusaha-pengusaha Undang PKS


Presiden PKS Tifatul Sembiring & Humas PKS A Mabruri (Antara/ Ujang Zaelani)

VIVAnews - Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia mengundang Partai Keadilan Sejahtera berbicara masalah ekonomi. Acara bertajuk 'Wawasan Ekonomi PKS' ini digelar Selasa 10 Februari 2009 siang ini di Hotel Le Meridien, Jakarta.

"Nanti Presiden PKS Tifatul Sembiring yang memberikan keynote speech," kata Ketua Hubungan Masyarakat PKS, A Mabruri, dalam perbincangan dengan VIVAnews.

Menurut Mabruri, nanti yang lebih banyak memaparkan wawasan ekonomi PKS adalah Zulkieflimansyah. Selain tercatat sebagai salah satu Ketua PKS, Zulkieflimansyah juga memegang gelar doktor di bidang ekonomi dan mengajar di Fakultas Ekonomi Indonesia.

Mabruri menyampaikan, acara ini masih lanjutan dari acara serupa tanggal 23 Desember 2008 lalu. PKS mengumpulkan sejumlah pengusaha di Jakarta Convention Center, Senayan, berbicara tentang 'PKS Market Gathering: Economic & Investment Outlook'.

Dalam acara itu, hadir Sofyan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia; Benny Sutrisno, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API); Bambang Trisulo, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo); Glen Glenardi, Direktur Umum Bank Bukopin; Patrick Waluyo, pendiri Northstar Pacific; Chairul Tanjung, Komisaris Utama Para Group; dan Franky Welirang, Wakil Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur.

"Namun bedanya, jika dulu PKS yang mengundang, kali ini kami yang diundang," kata Mabruri.
sumber:vivanews.com

PKS Dinilai Berkomitmen Perbaiki Ekonomi


VIVAnews – Sejumlah pengusaha menilai Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai yang mempunyai komitmen di bidang pertumbuhan ekonomi. Selain itu ikut menggalakkan antikorupsi.

“Kami orang bisnis melihat kemampuan partai. Partai mana yang mampu menjadi pemimpin negara nanti,” kata Tjiptono Darmadji, pengusaha yang tergabung dalam konsorsium Darmadji Networking di Hotel Le Meridien ruang Antasena 1, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Tjiptono juga menilai PKS adalah salah satu partai yang dapat diterima masyarakat. Menurut dia, partai itu semakin berkembang menjadi salah satu partai besar di Indonesia.

Tjiptono mengatakan, itu menjadi salah satu alasan bagi pengusaha mengundang Tifatul Sembiring, Presiden PKS, menghadiri acara forum pertemuan bertema 'Wawasan Ekonomi PKS' di Hotel Le Meridien, Jakarta.

Forum itu dihadiri sedikitnya 20 pengusaha. Di antaranya Edwin Suriajaya; Direktur Saritoga, Hot Bonar Sinaga; Direktur PT Jamsostek, MS Sembiring; Direktur Bursa Efek Jakarta.
sumber :vivanews.com

Silkoh Wanajaya dengan CAD PKS.



pkswanajaya-online: PKS Wanajaya menggagas Silkoh (Silaturahim tokoh), dalam rangka sosialisasi Pemilu 2009 dan memperkenalkan CAD PKS untuk tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten (8/2), bertempat di Kampung Selang Jati, kediaman salah seorang tokoh desa Wanajaya (Ust. Nadi).

Acara Silkoh tersebut dimulai tepat jam 16.00 wib. Tampak hadir Ust. Najiyullah, Lc. (ALEG & CAD DPR RI), Ust. Muhammad Nuh, Lc. (CAD DPRD tk I) dan Ust. DR. Ayub Rohadi, Mphil. (CAD DPRD tk.II).

“Kenapa saya dukung dan simpati dengan PKS?. Karena saya melihat para kader PKS rata-rata dekat dengan masjid, aktif di majlis taklim, kerap membantu kesulitan orang lain dan membantu anak yatim,’ ungkap Ust. Nadi dalam sambutannya.
“Meskipun banyak caleg dari partai lain yang silaturahim dan meminta dukungannya pada saya, namun saya tak begitu antusias dengan mereka. Kenapa? Karena saya sudah terlanjur jatuh hati pada PKS,” paparnya lebih lanjut. Selanjutnya, dihadapan 70orang lebih warganya beliau menyampaikan dukungan dan komitmennya untuk memenangkan PKS diwilayahnya. Allahu Akbar!

Pada kesempatan tersebut Ust. Najiyullah memperagakan simulasi system Pemilu 2009 yang baru dengan menggunakan contoh kertas suara yang mirip dengan aslinya.
“Pemilu kali ini beda dengan yang lalu. Kalau dulu seperti membeli kucing dalam karung, maka untuk 2009 ini bedanya adalah karungnya sudah lebih transparan, sehingga masyarakat bisa melihat mana calon yang benar-benar sesuai dengan aspirasi mereka,’ ucap Ust. Naji dengan logat Bekasinya yang khas.

Ust. Muhammad Nuh Lc. (anggota DPRD tk.I) selanjutnya menginformasikan bahwa pada anggaran 2009 ini pemerintah provinsi Jawa Barat akan mencetak buku paket pelajaran yang selanjutnya akan dipinjamkan secara gratis kepada siswa, sehingga diharapkan para orangtua nanti tidak lagi ada yang mengeluh tentang buku pelajaran.

Pada kesempatan terakhir, Ust. DR. Ayub Rohadi, Mphil. menyampaikan bahwa program-program yang telah dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Bekasi. Salah satunya yaitu santunan bagi warga tidak mampu yang meninggal dunia sebesar 2 juta rupiah. Karenanya beliau mengharapkan kepada tokoh dan warga yang hadir dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menjatuhkan pilihannya pada PKS. Karena tanpa dukungan legislatif yang kuat maka kebijakan sebaik apapun akan menjadi mentah kembali manakala kekurangan suara di tingkat legislative (dewan).

Acara dilanjutkan dengan tanya jawab hingga usai pada pukul 18.00 wib. Di penghujung acara akh Akmal selaku pembawa acara menyampaikan pada para hadirin permohonan ma’af karena tidak bisa memberikan apa – apa selain keinginan yang tulus jika terpilih nanti PKS akan memberikan yang terbaik yang dapat dilakukan untuk masyarakat dengan lebih Bersih, Peduli dan Profesional. [say_dee]

Minggu, 08 Februari 2009

Ahad Pagi di Wanajaya



Pkswanajaya online: Berdasarkan hasil syuro DPRa Wanajaya yang dilaksanakan malam Ahad (7/2) di kediaman akh Rahmat, hari ini Ahad (8/2)seluruh kader yang ada di Wanajaya bersepakat untuk bersama-sama secara serentak memutihkan Wanajaya dengan pemasangan banner yang berjumlah 600 buah. Seluruh peserta berkumpul di ruko jalan Tata Markim Wanajaya tepat jam 06.00 pagi.

Acara diawali dengan sarapan NU (Nasi Uduk)bersama yang dilanjutkan dengan persiapan pemasangan banner.Tampak hadir kurang lebih 40 orang kader ikhwan yang dibagi menjadi 5 zona. Setelah akh Acim sebagai ketua pelaksana membagi petugas yang akan melaksanakan pemasangan diwilayah yang telah ditetapkan, seluruh peserta langsung berhamburan menuju titik yang menjadi target pemasangan atribut.

Walaupun cuaca saat itu mendung dan kadang diselingi oleh rintik gerimis, namun semua itu tak menyurutkan langkah para mujahid keadilan mengokohkan eksistensi PKS di seantero Wanajaya. Pokoke PKS (Pagi ini Kami Semangat) dech!!!.

Setelah semua amunisi habis tanpa sisa, seluruh peserta kembali kerumah masing - masing untuk istirahat dan mempersiapkan acara nanti sore yaitu temu CAD dengan tokoh masyarakat se-Wanajaya.

Sabtu, 07 Februari 2009

Mengapa PKS Terus Difitnah?


Kabid. Bina Mitra Poltabes Jambi (Ibu Aswini) secara tegas membantah pernyataan sebagaimana yang dilansir oleh SCTV. Bantahan serupa juga disampaikan oleh Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Keduanya menyatakan: tidak ada tindakan mesum – apalagi hubungan intim – antara tertuduh Zulhamli dengan petugas perempuan di Panti pijat tradisional “Sehat Bersih”.

PK-Sejahtera Online: Menjelang Pemilu 2009, dinamika politik semakin memanas. Upaya penyebaran isu, wacana negatif, dan fitnah terus bergulir. PKS yang selama ini dikenal sebagai partai da’wah yang konsisten dengan jargon “Bersih, Peduli, Profesional” terus digoyang citranya, tidak hanya terjadi di tingkat lokal tetapi sampai berdampak secara nasional.

Setelah kader PKS M. Rifa’i Lubis difitnah melakukan pencabulan kepada anak di bawah umur, kini Zulhamli Al Hamidi (anggota DPRD Kota Jambi) kembali menjadi objek fitnah.

Pemberitaan di beberapa media terkesan tidak berimbang, tidak mengacu pada fakta-fakta di lapangan. Dalam berita Liputan 6 Siang SCTV pada hari Rabu, 4 Februari 2009 pukul 12.00– yang ditonton oleh jutaan masyarakat Indonesia – penyiar televisi itu menyebut bahwa: menurut Polisi, saat ditangkap oleh Satpol PP Zulhamli sedang berhubungan intim dengan pemijat di panti pijat tersebut.

Dampak dari berita ini tentu sangat luas. Reaksi negatif muncul dari masyarakat luas terhadap PKS. Seluruh kader PKS se-Indonesia jelas amat terkejut mendengar berita di SCTV tersebut. Bahkan banyak kader PKS yang sedang merantau di luar negeri di berbagai benua, ikut mempertanyakan masalah ini. Padahal apa yang diberitakan oleh SCTV sungguh suatu fitnah yang nyata!

Dalam pertemuan yang digelar di Poltabes Jambi (Kamis/4 Februari 2009 pukul 14:00 WIB), Kabid. Bina Mitra Poltabes Jambi (Ibu Aswini) secara tegas membantah pernyataan sebagaimana yang dilansir oleh SCTV. Bantahan serupa juga disampaikan oleh Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Keduanya menyatakan: tidak ada tindakan mesum – apalagi hubungan intim – antara tertuduh Zulhamli dengan petugas perempuan di Panti pijat tradisional “Sehat Bersih”.

Apalagi jika persoalan ini dilihat dari sudut pandang kaidah hukum positif sebagaimana yang berlaku di Indonesia, sama sekali tidak ada aspek hukum yang dilanggar oleh Zulhamli. Selain tempat pijat tersebut memiliki izin operasional resmi dari Pemerintah Kota Jambi, petugas yang ditemui saat razia berlangsung adalah petugas perempuan resmi dan berseragam lengkap.

PKS mempertanyakan mengapa substansi pemberitaan menjadi liar dan tidak mengacu pada fakta-fakta di lapangan? Mengapa PKS terus difitnah? Kami melihat ada upaya dan i’tikad tidak baik untuk menyudutkan, menyerang dan merusak citra PKS secara bottom-up dan sistematis.

PKS sangat mengedepankan sistem dan mekanisme partai dalam menangani persoalan yang menimpa para kadernya. Di dalam struktur PKS, ada lembaga Dewan Syari’ah sebagai yang paling berhak menilai perilaku kader baik secara pribadi maupun di ranah publik (mengingat ada lebih dari 1000 kader PKS yang bekerja sebagai pejabat publik di Legislatif, Yudikatif, maupun Eksekutif).

Meskipun secara hukum tidak ada pelanggaran, namun secara etika kepartaian, seluruh kader PKS jelas tidak diperkenankan mengunjungi panti pijat karena konotasi tempat tersebut cenderung negatif di mata masyarakat.

Merasa dirugikan, PKS juga akan menuntut secara hukum pemberitaan di SCTV yang tidak didasari oleh fakta yang kuat, akurat, dan berimbang. PKS merasa diperlakukan tidak adil oleh media karena kesimpangsiuran ini menggerogoti kerja-kerja positif PKS selama ini di tengah masyarakat.

DPD Partai Keadilan Sejahtera

Kota Jambi

Safrudin Dwi Apriyanto, S.Pd

Ketua Umum

Selasa, 03 Februari 2009

6 Februari Karsa Dilantik jadi Gubenur-Wagub Jatim


warnaislam.com — KPU Jawa Timur (Jatim) sudah menyerahkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pilgub ulang Jatim dan menyerahkan pasangan pemenang kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi Jawa Timur kepada Makamah Konsitusi (MK).

"Sesuai dengan petunjuk MK No. 41/ PHU - VI/2008 kami menyerahkan rekapitulasi hasil pilkada Provinsi Jatim," kata Ketua KPUD Jatim Wahyudi Purnomo, di Gedung MK, Jakarta , Senin (2/2/2009) ini.

Dari hasil rekapitulasi suara yang digelar KPUD Jatim, pasangan KarSa dinyatakan memenangkan Pilgub Jatim. Di Bangkalan, KarSa meraih suara 253.981, Sampang 210.052 suara, dan di Pamekasan 216.293 suara.

Sedangkan KaJi memperoleh suara di Bangkalan sebanyak 144.238, Sampang 146.036 dan Pamekasan 195.117 suara. Dari hasil coblosan dan penghitungan ulang, serta ditambahkan dengan suara di 35 kabupaten/kota lainnya, KarSa tetap menang dengan selisih 0,22 persen.

Jumlah suara untuk KarSa sebanyak 7.660.861 atau 50,11 persen. KaJi memperoleh 7.626.757 atau 49,89 persen. Sedangkan suara tidak sah sebanyak 508.78. "Dengan menyerahkan hasil rekapitulasi ini kami telah melaksanakan tugas, dan proses penyelengaraan pilgub dianggap sudah tuntas tingal mempersiapkan pileg," tegas Wahyu.

Mengenai rencana gugatan KaJi, KPU Jatim menyerahkan sepenuhnya kepada MK. "Apakah MK mau melayani itu bukan wilayah saya, yang pasti kuasa hukum kami siap melayaninya,"tandasnya.

Sementara kuasa hukum KPU Jawa Timur (Jatim), Fahmi Bachmid menegaskan, KPU Jatim akan melantik pemenang Pilgub Jatim, yakni pasangan Sukarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa), pada Jumat (6/3/2009) mendatang. Api, jika pasangan yang kalah Kaji (Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono) tetap menggugat dugaan adanya kecurangan, KPU akan melantiknya pada 22 Maret.

"Namun, jika kemudian ada masalah dengan isu rencana gugatan pasangan Kaji (Khofifah Indar Parawansa-Mujiono) ke Mahkamah Konstitusi (MK), maka pelantikan akan dilakukan pada 22 Maret 2009,"tandas Fahmi.

penulis :
Saifuddin Amin