Senin, 22 September 2008

PKS Wanajaya Asapi Warga


Bulan ramadhan adalah bulan yang semua amal kebaikan dilipat gandakan pahalanya. Untuk itu kader PKS Wanajaya yang tinggal di Rt 01 dan 03 Rw 10 bahu membahu bersama warga sekitar melakukan Fogging ( Pengasapan sarang nyamuk ). Kegiatan tersebut diadakan pada hari Ahad,tanggal 21 September 2008.

Sebanyak 210 rumah warga mendapat giliran didatangi oleh pasukan yang dengan gagahnya melakukan pengasapan tanpa ada satupun rumah warga yang terlewati. Alat fogging yang beratnya kurang lebih 40 kg dapat dengan mudah disandingkan didada para mujahid walaupun udara saat itu sangat terik dan kerongkongan yang kering, mengigat perjuangan harus dilalui seorang mujahid tanpa kenal takut dan lelah. Terbayang melimpahnya pahala dan rahmat dari Allah SWT sudah cukup sebagai gantinya.

Setiap rumah yang sudah di fogging dengan sigap para kader menempelkan stiker PKS si Nomor 8. Dan Alhamdulilah tepat pukul 17.30 kegiatan fogging dapat diselesaikan.

Kami hanya bertugas berbuat kebaikan, biarlah Allah yang menilai semua amal kami. Yang pasti mengabdi pada masyrakat adalah menjadi porsi utama amaliah kami dalam rangka mencari ridho Allah, Amin.

Jumat, 19 September 2008

Kalangan Agama Perlu Selesaikan Problem Kebangsaan


Menurut Hidayat, tak ada ajaran agama mana pun yang mengajarkan korupsi. Karena korupsi telah membuat malu anak bangsa terhadap bangsa Indonesia, cukup alasan untuk dijadikan musuh bersama.

Jakarta, Kompas - Agamawan perlu mencari landasan yang sama dan menemukan musuh bersama untuk menyelesaikan problem kebangsaan. Musuh bersama itu bukan pemeluk agama lain, tetapi masalah kemanusiaan dan kebangsaan yang menyengsarakan rakyat.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam dialog keumatan dengan tema ”Kontribusi Umat Beragama bagi Kesejahteraan Bangsa dan Perdamaian Dunia” di Jakarta, Kamis (18/9).

Dialog yang diselenggarakan Partai Keadilan Sejahtera ini juga menghadirkan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Andreas Yewangoe dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Sekjen Indonesia Community for Religion and Peace Theophilus Bela, Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia I Ketut Parwata, dan WS Asumtapura dari Masyarakat Thionghoa Indonesia sebagai pembicara.

”Kalangan agama harus bergerak mengatasi masalah dunia dan bangsa ini. Apalagi, disadari bahwa politik saja tidak bisa sendiri menyelesaikan masalah kebangsaan sekarang,” ujarnya.

Menurut Din, dialog antar-agama tetap diperlukan meskipun sering muncul sikap sinisme dari masyarakat yang meragukan efektivitas dialog karena masih ada ketegangan dan konflik.

”Namun, secara berseloroh saya mengatakan, ada dialog saja sering konflik, apalagi kalau tidak ada. Namun, dalam konteks Indonesia, dialog merupakan keniscayaan,” ujarnya.
Apalagi, menurut Din, agama di Indonesia pernah berperan sebagai penyelesai masalah meski sekarang agak kurang. Bahkan, agama menjadi bagian dari masalah karena menjadi pembuat masalah.

Dalam sambutan pembukanya, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Sidiq mengatakan, tokoh agama punya kemampuan untuk mengubah bangsa ini. Apalagi, ketika politisi tidak bisa menyelesaikan problem bangsa sendiri. ”Kita melihat politisi saat ini banyak disorot soal penyimpangan, bukan prestasi. Ini tentu membuat makin banyak warga masyarakat kecewa,” ujarnya.

Dalam konteks kebangsaan, Hidayat mengatakan, Indonesia sudah memiliki etika kehidupan berbangsa dan visi Indonesia masa depan. Etika yang sudah dituangkan dalam Tap MPR itu sangat menekankan pentingnya religiusitas.

Menurut Hidayat, tak ada ajaran agama mana pun yang mengajarkan korupsi. Karena korupsi telah membuat malu anak bangsa terhadap bangsa Indonesia, cukup alasan untuk dijadikan musuh bersama.

”Keberagamaan kita saat ini punya agenda besar untuk menyelesaikan masalah bangsa. Komitmennya untuk kemaslahatan bangsa,” ujarnya.

Yewangoe mengatakan, lembaga keagamaan tidak mau diidentikkan dengan satu partai tertentu. Agama dalam substansi pasti baik. Namun, dalam penampakan sejarah, selalu saja ada jurang dari yang semestinya dilakukan dan kenyataan yang dilakukan. (MAM)

Sumber: Koran Kompas

Menjelang 2009, Peta Politik di Kab. Bekasi Memanas


catatan sipitung :
Menjelang pemilu 2009, genderang perang di peta politik Kab. Bekasi semakin panas. Ust. Sa’adudin (bupati Bekasi) dan ust. Syamsul Falah (Ketua DPRD) yang dikenal “bersih” berulangkali diterpa badai dari lawan-lawan politiknya. Beragam cara mereka lakukan dan hembuskan demi menjatuhkan citra buruk kepada Bupati Bekasi dan Ketua DPRD yang satu ini. Coba simak saja beberapa kejadian belakangan ini, seperti kasus pagar rumah dinas, kasus baju dinas dan APBD 2008. Hal ini tentu menggambarkan bahwa tantangan dakwah di pemda Bekasi memang demikian berat.
Sejumlah anggota dewan, antara lain Mustakim (Fraksi Demokrat), H. Sarbini, SH (Fraksi PDI-P) dan Gatot S Topan serta IIp Bustomi (Fraksi Partai Golkar), Ketua DPD KNPI Kabupaten Bekasi, Rahmat Vijay Damanhuri dan Ketua Gapensi Kabupaten Bekasi, H. Afuk Idris disebut-sebut menjadi pelopor terjadinya suasana panas perpolitikan di kabupaten Bekasi.
Orang-orang yang bersebrangan politik dengan Bupati memang tak pernah padam menyuarakan black campagne. Dari dulu kelakuan mereka memang seperti itu, karena menjelang pemilu 2009 ini memang hampir tak ada yang dapat mereka jual ke masyarakat. Padahal warga Bekasi saat ini masih merasakan kemajuan di bandingkan dengan penguasa terdahulu.
Sumber: pkscibitung.wordpress.com

Selasa, 16 September 2008

FPKS: Zakat Maut Potret Buram Bangsa

Samsul Maarif

Mahfudz Siddiq
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq mengungkapkan keprihatinannya terkait meninggalnya 21 orang pada pembagian zakat di Pasuruan.

Menurutnya pembagian tersebut merupakan potret buram kemiskinan bangsa dan gambaran gamblang tentang melemahnya spirit solidaritas dan kepedulian sosial.

"Tragedi tewasnya 21 orang saat pembagian zakat haru menggugah hati nurani setiap pemimpin dan orang kaya di negeri ini dan ini potret buram kemiskinan bangsa kita," kata Mahfudz Siddiq dalam pesan singkatnya kepada INILAH.COM, Jakarta, Selasa (16/9).

Mahfudz menyatakan, seharusnya kalangan elit politik harus sadar dengan keadaan tersebut. Di saat masyarakat miskin berebut zakat, pada saat yang sama para politisi sedang menghambur-hamburkan dana yang begitu besar untuk meraih kursi kekuasaan.

Dalam pesannya Mahfudz juga mengatakan hal ini tidak terlepas dengan melemahnya spirit solidaritas sosial dan kepedulian sosial. Dia menjelaskan masyarakat miskin menjadi sangat bergantung pada pola bantuan yang didistribusikan secara masal.

"Tapi pada waktu yang bersamaan hal ini juga tidak terlalu efektif mengentaskan kemiskinan, sementara risikonya malah sangat besar seperti ini," tuturnya.[L8]

Sabtu, 13 September 2008

Pilih Caleg atau Partai?


Andi Nurpati
R Ferdian Andi R

INILAH.COM, Jakarta – Tata cara Pemilu 2009 jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Sesuai amanat UU No 10/2008, Pemilu 2009 menggunakan pola menandai surat suara, bukan lagi mencoblos seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
Menurut anggota KPU Andi Nurpati, kecenderungan desain surat suara dalam Pemilu 2009 adalah terdiri dari tiga kolom, yaitu kolom nama partai, kolom nomor urut, dan kolom nama caleg. "Dengan desain ini semangat memilih partai ada, semangat memilih caleg juga ada," katanya ditemui di gedung DPR, Kamis (11/9) seusai rapat konsultasi dengan Komisi II DPR.
Apa sebenarnya kelebihan tata cara baru ini, berikut ini wawancara lengkapnya:
Apa agenda konsultasi dengan Komisi II DPR?
KPU menetapkan desain surat suara setelah berkoordinasi dengan DPR dan pemerintah, meski KPU yang menetapkan. Nah, tadi itu konsultasi awal.
Apa kesepakatan yang muncul dalam konsultasi dengan DPR?
Kecenderungannya, kita sepakat dengan cara contreng dalam pemilu. Kemudian, desain tadi mengerucut pada opsi kedua, ada kolom partai, kolom nama, dan kolom nomor urut. Ini sesuai amanat UU Pemilu No 10/2008, meski kolom partai dan nama satu kolom.
Bagaimana kalau mencontreng nama partai lurus satu kolom dengan nama caleg, apakah itu sah?
Kalau mencontreng di kolom partai boleh. Tapi sesuai pasal 143 harus ada gambar partai di surat suara. Kalau nama saja, maka akan membebani pemilih untuk membaca.
Bagaimana kalau semangatnya adalah publik memilih nama caleg, bukan gambar lagi?
Kalau pilihan desain tadi itu lebih mendekati semangat itu. Kalau memilih kolom partai di kolom caleg nomor satu, maka belum tentu itu memilih caleg nomor satu. Karena antarkolom sendiri-sendiri. Karena setiap kolom partai bebarengan dengan kolom caleg, itu tidak mesti kolom partai menandakan kolom caleg. Karena kolomnya sendiri. Apabila memilih partai jatuhnya ke partai.
Bukankah semangat sistem pemilu saat ini adalah proporsional terbuka?
Betul. Tapi dengan desain ini semangat memilih partai ada, semangat memilih caleg juga ada.
Kenapa?
Jika semangatnya proporsional penuh, maka tidak ada lagi aturan Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) 30% atau suara terbanyak. Jadi, ini menerapkan proprosional terbuka terbatas.
Bagaimana dengan desakan kawan-kawan Non Government Organization (NGO) agar sebelum menetapkan desain suara harus simulasi terlebih dahulu?
Tanpa desakan itu, kita juga sudah melakukan rencana simulasi itu.
Kapan itu akan dilakukan?
Saat ini masih kita koordinasikan untuk mengajak dengan DPR dan pemerintah. Kita targetkan sebelum Lebaran sudah ada simulasi, rencananya di Aceh, Jawa Timur, dan Papua.
Kenapa KPU memilih tiga daerah tersebut?
Karena daerah-daerah tersebut adalah perwakilan wilayah-wilayah, dan kita lakukan di daerah-daerah bukan di kota-kotanya.
Artinya, simulasi dilakukan menunggu kesepakatan desain surat suara?
Ya. Kita menunggu pengerucutan desain suara. Setidaknya sampai saat ini ada dua desain suara.
Target KPU, kapan penyelesaian desain suara?
Kita targetkan paling tidak akhir September ini sudah ada desain surat suara ini.
Artinya kalau desain surat suara selesai, maka KPU akan melakukan kunjungan ke luar negeri?
Nantilah itu. [P1]

Kamis, 11 September 2008

Presiden PKS: Muliakan Tetangga


PKS Undang Warga Sekitar
Untuk mempererat ikatan silaturahmi yang telah terbina selama sepuluh tahun, DPP PKS mengundang tokoh dan masyarakat sekitar untuk berbuka puasa bersama di kantor DPP PKS. Dalam sambutannya, Presiden PKS Tifatul Sembiring mengucapkan terimakasih atas penerimaan masyarakat atas keberadaan PKS di kelurahan Tegal Parang dimana kantor PKS berdiri. Kegiatan ini juga sekaligus sosialisasi program Gerakan Nasional Peduli Tetangga yang diguliskan PKS.

PK-Sejahtera Online: Presiden PKS sosialisasikan Gerakan Nasional Peduli Tetangga kepada masyarakat. Hal ini disampaikannya dalam sambutan acara buka puasa bersama masyarakat di kantor DPP PKS, Rabu (10/9) kemarin.
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, muliakanlah tetangganya" ucap Tifatul menukil satu hadist dari Rasulullah SAW. Tifatul menambahkan di negeri yang mayoritas muslim ini masih ada terjadi seorang yang mati kelaparan. Hal ini tidak boleh terjadi. "Semoga di (sekitar) sini tidak terjadi" kata Tifatul yang diamini ratusan hadirin yang hadir.
Dalam kesempatan ini pula, Tifatul mengucapkan terimakasih kepada tokoh dan masyarakat atas penerimaan yang baik atas kehadiran PKS selama sepuluh tahun sejak berdirinya PKS tahun 1998 lalu. Kegiatan ini ditutup dengan acara ramah tamah dan makan bersama. "Semoga silaturahmi yang sudah terjalin ini dapat terus terjaga" tutup Tifatul.

Minggu, 07 September 2008

Catatan Harian Seorang Akhwat (1)


Suatu Siang di Sebuah Percetakan
by: Ummu Tsabita

“Mas Tio ini kok sering bawa cetakannya PKS, dapat order dari mana?”, tanya seorang karyawan percetakan kepada Pak Tio Sekjen DPC PKS Piyungan suatu hari.
“Kulo pengurus PKS je, pak ! Gimana pak pendapatnya tentang PKS?”. Tio balik bertanya menyelidik.“Salut Mas, banyak kegiatannya. Wong turu ae iso dadi acara” (Tidur saja bisa jadi sebuah acara- MABIT maksudnya -ed). Sambung Boss percetakan.“He..he..he …. PKS itu semua kegiatannya diniatkan ibadah, Pak. Lha Pripun, mbenjang milih PKS to?” (Bagaimana pak, besok milih PKS kan?)“Insya Allah ………”, koor semua karyawan termasuk bossnya.-------------

Ternyata, tanpa kita sadari banyak masyakarat yang simpatik kepada PKS dengan melihat hal-hal yang kecil, bahkan mungkin bagi para kader tidak sempat terfikirkan. Tentunya, kreatifitas harus terus kita kembangkan. Banyak melihat, banyak mendengar, banyak membaca dapat memperluas cakrawala berfikir kita. Dan, kita tidak akan kesulitan menjawab pertanyaan seorang Bapak di Cepokojajar Sitimulyo Piyungan yang bertanya retoris : “Anak PKS itu makanannya apa, kok adda azza idenya.” He..he…..

Dalam shiroh kita banyak belajar, para sahabat masuk Islam karena melihat akhlaq Rasullulloh SAW yang luhur. Kalau kita mau mengikuti beliau (tak hanya lisan pastinya), tentunya cerita tentang seorang preman yang menangis taubat karena melihat seorang anak kecil berjilbab yang diberi sebuah permen disebuah angkot terbata-bata mengucapkan jazakallohu khoiro katsiron akan banyak macam ceritanya.

Atau cerita guru suami saya waktu SMA walaupun seorang PNS aktif luar biasa di PKS. Dimana saja, kapan saja selalu memakai atribut PKS. Bapak ini sudah terkenal PKS-nya di seantero DikNas sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Saking bingungnya, Kepala Diknas pernah berkata :”Semua PNS tidak boleh aktif di Partai kecuali Pak Fulan”. (maaf nama saya samarkan biar tidak kena delik. Tapi ini kisah nyata.

Ternyata banyak jalan menuju Roma bukan?

Sumber : pkspiyungan.blogspot.com

Buka Puasa Bersama Yayasan Bi Imani & DPRa Wanajaya











(pkswanajaya) Cibitung: Yayasan Bi Imani bekerjasama dengan DPRa PKS Wanajaya mengadakan Buka Puasa Bersama serta santunan Anak Yatim dan Dhuafa. Acara tersebut diselenggarakan pada hari Jum'at Tanggal 05 September 2008 bertempat di Masjid Maaul Jannah Desa Wanajaya. Dalam acara tersebut diisi oleh tausiyah yang disampaikan oleh Ust. H. DR Ayyub Rohadi, Mphil yang merupakan Caleg untuk Daerah Pemilihan 2 (Cibitung-Cikarang Barat). Acara tersebut juga dihadiri oleh Ust. Sumarsono (Caleg Dapil 2), Ketua DPC PKS Cibitung Ust. Datapura, Ketua DPRa PKS Wanajaya, Ust H. Ade Kostaman dan kader serta simpatisan dari Wilayah Wanajaya dan sekitarnya serta tak ketinggalan Kepala Desa Wanajaya H. Iyus Sudrajat ikut hadir sebagai bentuk dukungan dari intansi pemerintah lokal terhadap kepedulian pembinaan anak yatim dan dhuafa di wilayahnya. Tak lupa acara tersebut dapat berjalan dengan sukses berkat dukungan dari tokoh masyarakat Wanajaya yaitu Ust. Nadi. Beliaulah yang menyiapkan seluruh perlengkapan sarana & prasarana untuk terselenggarannya acara tersebut.

Jumat, 05 September 2008

Galery Foto Tarhib Ramadhan 1429 H

Pemberian Santunan kepada anak Yatim oleh Ust. DR. Ayyub Rohadi, Mphil.


Pembekalan Materi Ramadhan







Konvoi Tarhib Ramadhan dan Membagikan Jadwal imsakiyah










Rabu, 03 September 2008

Lima Instruksi Presiden


Mempertimbangkan perlunya menyatukan semua potensi kekuatan partai dalam pelaksanaan kampanye serta memaksimalkan perolehan suara partai pada Pemilu 2009, maka diinstruksikan kepada seluruh struktur, kader dan Calon Anggota Dewan Partai Keadilan Sejahtera Tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Mempertimbangkan perlunya menyatukan semua potensi kekuatan partai dalam pelaksanaan kampanye serta memaksimalkan perolehan suara partai pada Pemilu 2009, maka diinstruksikan kepada seluruh struktur, kader dan Calon Anggota Dewan Partai Keadilan Sejahtera Tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

1. Membangun Ruhul Jama'i dalam berkampanye dan bekerja maksimal dalam memenangkan target partai
2. Memfokuskan Kampanye pada tanda gambar Partai dan Nomor 8
3. Struktur mensosialisasikan dan mengkampanyekan semua CAD secara adil dan proporsional
4. Setiap Calon Anggota Dewan (CAD) hanya diperbolehkan untuk melakukan penggalangan pemilih di luar struktur dan kader.
5. Tidak membuat dan menyebarkan atribut dengan gambar/foto CAD kecuali dilakukan dibawah koordinasi struktur/kordapil dengan menekankan unsur kebersamaan
Pengirim: Muhammad Hilal N Update: 02/09/2008 Oleh: Muhammad Hilal N