Rabu, 08 Oktober 2008
Kisah Barzanji Sang Gubernur
Kisah ini dituturkan sendiri oleh Ustadz Ahmad Heryawan saat bersilaturahim ke kediaman Ketua MUI Kabupaten Sukabumi, KH Jejen ZA, Sabtu (27/9). Sebelum ke Pesantren KH Jejen, Gubernur terlebih dahulu bertemu kader PKS Kota dan Kabupaten Sukabumi di Rambay, Cisaat dan dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama di Bank Jabar Sukabumi dan Taraweh berjamaah di Mesjid Agung Cirebon.
Alkisah saat masa-masa kampanye Pilgub Jabar, April 2008 lalu. Sebuah Pesantren besar di Cirebon, yakni Pesantren Nurusshidiq pimpinan KH Ade Gumelar mengundang seluruh kandidat gubernur untuk menghadiri kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Guna memenuhi undangan Sang Kyai, saat itu hanya Pasanga Hade yang datang berdua. Sementara dua pasang lainnya hanya diwakili Calon Wakil Gubernur.
Ketika masing-masing kandidat memperkenalkan diri dihadapan para Kyai dari berbagai pesantren di Cirebon, dan giliran Ustadz Ahmad Heryawan, semua mata memandang penuh tanya. Bagaimana mungkin seorang kader PKS yang menjadi Calon Gubernur, mau menghadiri acara muludan, begitu pikir mereka saat itu. Dan saat itu memang sedang merebak luas di seluruh Jawa Barat isu PKS anti maulid, anti tahlil dan sebagainya sehingga jangan pilih kader PKS.
Bagi Ahmad Heryawan, situasi ini justeru sangat strategis untuk mementahkan isu murahan lawan politik PKS. "Terimakasih atas undangan yang diberikan kepada kami untuk bersilaturahim di sini. Bagi saya muludan adalah sebuah kegiatan yang tidak asing, karena sejak muda biasa mengadakan muludan bahkan menjadi penceramah muludan. Kader-kader PKS umumnya terbiasa mengisi ceramah tentang muludan ataupun Isra Mikraj," begitu Ahmad Heryawan memulai penuturannya.
Saat itu para Kyai dan Habaib yang hadir tampak kaget dan seakan masih belum percaya dengan pengakuan tersebut. "Dan Pak Kyai, saya yakin, dari semua calon Gubernur yang ada, Insya Allah sayalah satu-satunya yang bisa membaca kitab Barzanji," lanjut Heryawan.
Para Nahdhiyin dan Habaib semakin penasaran. Dan secara demostratif, Heryawan pun menunjukkan kepiawaiannya membaca kitab Barzanji di depan para Kyai. Dan malam itu, seakan menjadi panggung tersendiri bagi Heryawan, seorang kader PKS, untuk mementahkan tuduhan picik lawan politik bahwa PKS anti maulid dan anti Tahlil. Malam itu semua mata menyaksikan seorang Calon Gubernur dari Partai yang di cap anti muludan justeru dengan lancar dan fasih membaca kitab Barzanji, kita yang begitu keramat di kalangan Nahdhiyin.
Secara cerdik, wartawan Radar Cirebon pun mengabadikan momen Hade membaca kitab barzanji bersama para Kyia Cirebon. Esoknya, foto yang memuat moment itu pun dikliping dan diperbanyak. Tim Hade pun menyebarluaskan kliping foto dan berita tersebut ke seluruh kantong-kantong NU di Jawa Barat. Al hasil, Heryawan pun dinobatkan sebagai Gubernur yang pandai membaca kitab Barzanji.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar