Klip caleg PKS DPR RI dapat di lihat di alamat http://www.youtube.com/watch?v=ST6yP0A2848&feature=channel sedang klip caleg propinsi dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=qYViDRaYhgI
PK-Sejahtera Online: Tidak mau ketinggalan dengan kreativitas tim kreatif DPP PKS yang membuat iklan PKS fenomenal, Tim kreatif DPD PKS Jakarta Selatan yang merupakan bagian dari Humas, melakukan hal serupa.
Namun bukan iklan yang menelan biaya besar yang mereka kerjakan, melainkan video klip tanpa biaya.
Pembuatan klip ini tidak memakan biaya sama sekali. Karena Tim Kreatif bekerja dengan sukarela, menumpahkan ide dan gagasan, dan menuangkannya dalam sebuah tayangan yang cukup memukau.
Meski berbeda cerita, namun kedua karya ini, sama-sama berfungsi untuk lebih memperkenalkanPKS kepada masyarakat.
Video klip caleg di buat dalam dua versi, yaitu versi caleg DPR RI daerah pemilihan Jakarta Selatan dan versi caleg DPRD DKI Jakarta asal dapil Jakarta Selatan.
Kedua klip ini berisi foto dan biodata masing-masing caleg baik pusat maupun propinsi. Dengan berlatar instumentalia tembang hits grup band papan atas, Coklat, bertajuk Bendera, dan lantunan nasyid milik Shoutul Harokah, membuat klip ini semakin enak untuk dinikmati.
Tak hanya itu, Tim Kreatif PKS Jaksel juga mengupload kedua klip tersebut ke situs video terkenal, youtube. Klip caleg PKS DPR RI asal dapil Jakarta Selatan dapat dilihat di alamat http://www.youtube.com/watch?v=ST6yP0A2848&feature=channel sedang klip caleg propinsi DKI Jakarta asal dapil Jakarta Selatan dapat dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=qYViDRaYhgI (adine)
Rabu, 26 November 2008
Selasa, 25 November 2008
Tidak ada Faksi di PKS!
Tifatul Sembiring
(inilah.com/Wirasatria)
Tifatul Sembiring
R Ferdian Andi R
Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus melakukan inovasi politik. Meski menuai banyak kritik dan kecaman, PKS tetap tak terusik, bahkan kian gencar meluncurkan serangkain manuver. Terakhir, PKS menaganugerahkan penghargaan kepada 106pemuda. Langkah ini juga mendapat reaksi keras.
Serangkaian upaya PKS tersebut tidak terlepas dari ambisi partai pimpinan Tifatul Sembiring ini untuk bergeser ke partai tengah. Meski demikian, rumor keretakan di tubuh PKS juga cukup santer, ditandai dengan munculnya faksi kesejahteraan dan faksi keadilan.
Faksi tersebut muncul akibat dari upaya PKS mengubah citra dan bergeser dari partai tertutup ke partai terbuka. Namun, semua rumor tersebut ditepis keras oleh Presiden PKS Tifatul Sembiring.
“Tidak ada faksi-faksi itu,” kata Tifatul saat ditemui di sela-sela silatutrahim keluarga pahlawan, akhir pekan lalu di Jakarta. Selain itu, Tifatul juga membincangkan perihal kondisi mutakhir PKS. Bagaimana perkembangan terakhir PKS? Berikut ini wawancara lengkapnya:
Bagaimana rencana koalisi dalam Pemilu 2009 mendatang?
Kalau ada persyaratan capres dengan 20% kursi DPR atau 25% dukungan suara sah nasional, saya secara pribadi berpendapat baiknya dibikin 40% supaya pemerintahan kuat dan tidak mudah digoyang. Pada 2004, saat mengusung SBY-JK, dengan koalisi PD, PBB, PKS, dan PKPI, hanya ada dukungan 18%. Itu gampang sekali digoyang di parlemen. Sehingga waktu pemilihan pimpinan komisi di DPR, habis diborong mereka tidak dibagi ke kita. Kalau 40% bisa lobilah.
Darimana suara 40% tersebut diambil?
Dari beberapa partai politik. Karena dalam kajian kami, tidak ada partai politik yang mampu meraih 25%. Artinya, semua partai politik harus menyiapkan diri untuk berkoalisi.
Bagaimana dengan iklan PKS yang ternyata mendapat reaksi keras dari publik? Sepertinya PKDS berharap simpati, namun cibiran yang didapat?
Itu kan tawaran dari kata. Dalam rangka Hari Pahlawan kita memanjang foto para pendahulu kita. Sebenarnya untuk khusus Soekarno dan Soeharto, kami menonjolkan itu dengan maksud menghargai apa yang mereka perbuat dulu. Kalau jadi bumerang, itu kan harus dikomunikasikan. Target dari iklan tersebut kan sebenarnya adalah upaya rekonsiliasi, jadi tidak ada dendam antara generasi Soekarno, Soeharto, dan seterusnya. Kita ingin cut-off, jangan sampai antargenerasi tidak membuat kemajuan, tapi harus bersinergi.
Apakah rekonsiliasi hanya direprsentasikan dengan iklan para tokoh tersebut serta mengumpulkan para ahli warisnya?
Kita tidak bisa rekonsiliasi mengumpulkan semua orang yang terkait dengan sejarah. Paling tidak, ini satu langkah awal. Yang jelas PKS hanya ingin melakukan islah. Soal nanti ada kelanjutan, ya Alhamdulillah.
Apa konsep rekonsiliasi yang diusung oleh PKS?
Frame besarnya adalah pada 2009 ini merupakan permainan terakhir bagi generasi 45-an. Seperti SBY, Wiranto, Megawati, Sri Sultan. Pada 2014 untuk mereka sudah selesai, ada generasi baru. Nah kita ingin pda 2014 kita tidak terikat lagi dengan image seperti itu.
Dulu waktu orde baru ada istilah ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Sekarang kita ingin mengubah paradigma Indonesia maju dan modern, yang bukan lagi paradigma seperti itu, tapi paradigma persatuan dan kesatuan untuk perubahan. Dengan rekonsiliasi ini, dimaksudkan agar generasi berikutnya tidak dibebani oleh beban sejarah.
Sikap PKS terhadap Soeharto terkesan relatif soft. Pertama, saat Pak Harto di rawat di RSPP awal tahun yang meminta pemerintah agar memaaafkan kesalahan Soeharto. Kini PKS menempatkan Soeharto sebagai guru bangsa melalui iklan politiknya?
Saya kira memaafkan boleh-boleh saja, saling memaafkan tidak ada masalah. Sikap partai dakwah memang kadang paradigmanya susah dipahami oleh orang lain.
Bagaimana menyikapi hasil survei LSI yang menempatkan PKS hanya 4,9%?
Survei LSI diambil dari 34% penerima BLT dan BOS, jadi sample-nya mendukung SBY. Padahal 34% penerima BOS dan BLT hanya 10% dari penduduk Indonesia. Jadi menurut saya, itu tidak terlalu signifikan. Perubahan-perubahan seperti itu tidak ada masalah. Dulu waktu 2004, LSI merset PKS cuma 2%, hasilnya 7,34%. Jadi kalau sekarang disurvei LSI sebesar 4,9%, nanti waktu pemilu 2009 bisa 20%.
Apakah penurunan suara PKS versi LSI itu terkait dengan perubahan paradigma PKS?
Semua riset mengatakan, konsistensi pemilih PKS sebanyak 80%. Jadi manuver PKS lebih pada melebarkan sayap. Nanti ya kita lihat saja. Kalau ada yang salah, ya kita perbaiki.
Bagaimana dengan penolakan dari internal PKS atas perubahan paradigma PKS menjadi partai tengah yang memunculkan faksi keadilan dan faksi kesejahteraan?
Tidak ada itu. Namanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Di PKS itu tidak ada yang berlimpah ruah, itu tidak ada. Di pengurus tidak ada pengusaha-pengusaha.
Tidak khawatir ditinggalkan oleh pemilih tradisionalnya?
Tidak. 80% itu pemilih kita loyal kok.
sumber: inilah.com
PKS, Partai Paling Nasionalis?
Beberapa minggu belakangan ini berita mengenai iklan PKS memenuhi media massa cetak dan elektronik, website, blog serta media komunikasi lain, mulai dari milis, sms sampai diskusi warung kopi. Iklan yang benar-benar mengguncang media massa Indonesia, terlepas itu positif atau negatif bagi PKS.
Namun demikian terlihat secara jelas pesan yang disampaikan oleh PKS melalui iklan yang dilanjutkan dengan pertemuan keluarga pahlawan itu.
Pesan-pesan tersebut secara kuat menginduksi kesadaran kita bahwa, menghargai pendahulu bangsa ini, betapapun buruknya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya.
Tidak harus kita memuja dan memuji pahlawan setinggi langit dan meletakkannya setingkat santa atau manusia suci. Karena kita harus sadar betul, bahwa banyak sekali orang-orang yang telah berjasa besar dalam memajukan bangsa ini tidak terlepas dari semua keburukannya.
Kesediaan untuk mengakui jasa dan kebaikan pendahulu akan memunculkan sifat positif, bahwa bangsa ini akan maju jika kita bersedia menghargai usaha anak-anak bangsa dari generasi ke generasi.
Kita sebagai generasi penerus memang sudah seharusnya untuk menghargai jasa-jasa besar generasi sebelumnya, tanpa terjebak dengan kesalahan yang pernah dilakukannya.
Nilai-nilai dan jasa baik pendahulu kita seharusnya kita kenang dan kita teruskan bahkan kita tingkatkan. Sedangkan keburukan-keburukannya kita reduksi dari ingatan dan biarlah menjadi catatan sejarah yang tidak akan kita ulangi.
Sikap menghargai hal-hal positif di masa lalu akan lebih konstruktif untuk membangkitkan motivasi seluruh komponen bangsa daripada sekadar 'sok suci' dengan memaki-maki, padahal tidak punya kontribusi kecuali hanya berupa komentar yang kontra produktif.
Jika ingin maju, maka kita harus menyatukan potensi bangsa tanpa memandang perbedaan yang ada. Kita satukan energi dan fokuskan pada hal-hal positif yang telah dilakukan oleh seluruh komponen anak bangsa.
Satu kata bertuahnya adalah rekonsiliasi. Lupakan perbedaan, lupakan kesalahan dan hal-hal yang menyakitkan. Mari bergandengan tangan, berikan kelebihan-kelebihan kita dan saling tutupi kelemahan-kelemahan yang ada.
Pesan yang tidak kalah kuatnya adalah kesan tentang kesadaran para pengurus PKS yang patriotik: Bersedia berkorban. Tidak berbicara menggunakan kata-kata tetapi tindakan.
Setelah sekian ribu atau puluh ribu aksi sosial dan penolakan terhadap korupsi, sekaligus berperan besar dalam pengungkapannya maka sekarang mereka meneriakkan jargon rekonsiliasi.
Dengan kata-kata itu pulalah PKS dihujat oleh para aktivis sebagai pengkhianat walaupun mereka yang paling bersih. Babak belur dihajar opini sebagai anti reformasi, walaupun mereka yang paling depan dalam berjuang. Dituduh menerima amplop dari Cendana dan beribu caci maki dan sumpah serapah lainnya. Tapi itu semua diterima sebagai resiko dalam memperjuangkan kebaikan bangsa.
Sikap patriotik itu jauh lebih mulia daripada pendapat-pendapat dari orang yang ingin dikesankan bersih dari Orba, padahal dalam hatinya penuh ambisi dan rasa dengki. Mereka berani dengan lantang berteriak rekonsiliasi, bahkan memelopori saat kata itu belum disadari arti pentingnya.
Mereka seakan tidak takut kehilangan suara dalam memperjuangkan kesatuan bangsa demi kejayaan Indonesia. Tidak 'jaim' demi kursi yang diincar, siap tidak populer demi bangkitnya tanah air.
Seandainya disuruh memilih tentang rasa nasionalisme partai-partai yang berlaga pada Pemilu 2009, secara fair saya harus yakini bahwa PKS adalah yang paling nasionalis, walaupun sayang sekali dasarnya menggunakan agama tertentu.
PKS masih harus meyakinkan kepada kalangan non Islam, bahwa perjuangan PKS benar-benar tulus untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan bukan hanya untuk golongannya. Pertanyaan besarnya adalah apakah PKS serius memperjuangkan aspirasi kami?
Yacobus Meliala, y.meliala@gmail.com
sumber:inilah.com
Sabtu, 15 November 2008
Lihatlah Pesan Inti Iklan PKS
Berdasarkan teori yang dikemukakan Sean Covey dalam bukunya The 7 Habbits of Highly Effective Teens, PKS dipastikan akan menuai kesuksesan di pemilu 2009 dan masa-masa yang akan datang.
Teori Sean Covey memang bersifat umum dalam artian siapapun bisa dan berhak untuk sukses asal memenuhi ‘hukum sukses’ Sean Covey. Dan saya melihat PKS sudah memenuhi kualifikasi itu.
Kualifikasi utama yang disodorkan Sean Covey untuk sukses adalah sikap proaktif. Orang proaktif adalah orang yang fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah dan tidak menguatirkan hal-hal yang tidak bisa mereka ubah.
Disamping itu orang proaktif akan selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana.
Sedangkan ciri orang yang gagal adalah bersikap reaktif. Dia mudah tersinggung, cenderung menyalahkan orang lain, cepat marah dan mengucapkan kata-kata yang belakangan mereka sesali, suka mengeluh, menunggu segalanya terjadi kepada mereka dan berubah hanya kalau perlu.
PKS telah menunjukan kalau mereka proaktif. Ketika terjadi bencana di negeri ini, PKS tidak menunggu pemerintah menyelesaikan masalah, namun PKS langsung berbuat apa yang mereka bisa dengan mengirim relawan dan bantuan yang dikumpulkan dari kader-kadernya.
Atau seperti yang terjadi di desa saya musim kemarau yang lalu. Akibat kemarau banyak warga yang kesulitan mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebetulnya ini masalah yang harus ditangani pemda setempat. Namun, sembari mengajukan bantuan ke pemda dengan birokrasi yang berbelit-belit, PKS juga memberikan bantuan air bersih yang dananya berasal dari iuran kadernya.
Contoh proaktifnya PKS terkini adalah masalah iklan PKS yang membuat heboh. Di saat bangsa ini seolah kehilangan arah dan semangat untuk ‘berubah’, PKS menghadirkan The Founding Fathers negeri ini untuk menyalakan kembali api semangat.
Semangat untuk berubah dan semangat untuk bersatu. Maka tokoh-tokoh yang dihadirkan PKS adalah tokoh lintas idiologi namun punya kesamaan dalam semangat perubahan.
Namun sayangnya masih ada elemen bangsa ini yang reaktif, tidak mau mengambil pesan inti yang disampaikan iklan PKS. Mereka hanya melihat kulit (yaitu PKS) tanpa mau merasakan subtansi (yaitu isi pesan iklan PKS).
Padahal pesan semangat perubahan yang ditawarkan iklan PKS begitu patriotik: “Mereka sudah lakukan apa yang mereka bisa. Mereka sudah beri apa yang mereka punya. Mereka guru bangsa kita. Mereka pahlawan kita. Mereka motivator kita. Mereka ilham bagi masa depan kita. Terima kasih guru bangsa. Terima kasih pahlawan. Kami akan melanjutkan langkah bersama PKS. Menuju Indonesia Sejahtera.”
Yasmin Filistin, yasminfilistin@yahoo.co.id
Sumber: Inilah.com
Rabu, 05 November 2008
Prabowo Lirik PKS
Prabowo Subianto
Rabu, 05 November 2008 12:10
pkswanajaya online— Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa dirinya akan segera menemui pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal ini dilakukan demi memperluas basis dukungan dan kemungkinan koalisi pada Pemilu 2009.
Prabowo di Makassar usai berorasi di acara Muktamar VI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) Antang, Selasa (04/11) malam, mengatakan, "Dalam waktu dekat kita akan ketemu dengan tokoh-tokoh PKS,".
Dengan disahkannya Undang-undang (UU) Pemilihan Presiden (Pilpres) yang mengharuskan jumlah suara sebesar 20 persen dan kursi 25 persen, beliau mengatakan kemungkinannya untuk berkoalisi dengan PKS. "Dalam demokrasi semua pihak adalah mitra sehingga komunikasi itu harus ada dan bekerja sama dengan baik untuk kepentingan rakyat, tapi tetap bersaing dalam program dan solusi," katanya.
Mengenai partai mana saja yang akan diajak koalisi oleh Gerindra, Prabowo menolak mengungkapkan dan mengatakan, "Soal koalisi nantilah. Yang penting kita selalu berkomunikasi dengan baik,".
(dari berbagai sumber)
penulis :
Fauzan(warnaislam.com)
Langganan:
Postingan (Atom)