(pkswanajayaonline): Jakarta,
Detiknews - Tifatul Sembiring membuat suhu politik menjelang Pemilu 2009 semakin hangat. Dalam pidato politiknya di Mukernas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Makassar, Senin 21 Juli 2008, Presiden PKS itu memberi warning 2009 adalah waktunya bagi yang muda untuk tampil.
Alasannya, para tokoh tua yang saat ini sedang ancang-ancang dianggap telah gagal. Sehingga tidak layak lagi maju ke Pilpres 2009. "Sudah waktunya para politisi gaek untuk pensiun. Pemimpin 2009 adalah pemimpin muda dan enerjik serta berani mengambil risiko," tegas Tifatul.
Menurut pria kelahiran Bukittinggi ini, PKS saat ini sedang mewacanakan pemimpinan muda yang usianya di bawah 50 tahun. Supaya ada regenerasi dalam penyelenggaraan kepemimpinan nasional.Kriteria pemimpin muda versi PKS adalah bermoral, visioner, kenegarawanan, tegas, antikorupsi dan berpihak kepada rakyat.
"Masalah-masalah bangsa yang ada saat ini perlu penanganan cepat, cerdas dan enerjik. Dan ini hanya dimiliki orang-orang muda. Jadi orang yang tidak mampu memberikan solusi kepada bangsa baiknya minggir saja," jelas Tifatul kepada detikcom.
Beberapa kalangan menilai, pernyataan Tifatul tersebut mengandung pesan. Sukardi Rinakit, Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate menilai, kalau peryataan ini sebagai isyarat kalau partai yang sebelumnya mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah siap-siap menarik dukungannya."Saya pikir, pernyataan itu diarahkan ke pemimpin nasional sekarang. Kita tahu citra SBY di mata publik terkenal kurang tegas," katanya.
Jelas Sukardi lagi, penilaian itu sudah merupakan penilaian publik karena respon SBY selalu terlambat. Sebut saja soal lumpur Lapindo dan kenaikan harga BBM. Karena dianggap tidak cekatan itulah, ujar Sukardi, PKS sebagai salah satu pendukung pemerintahan SBY mulai mencari alternatif pemimpin yang lain. Apalagi Tifatul secara tegas mengatakan partainya hanya siap mengawal SBY hingga 2008.Lalu ke mana PKS akan menjatuhkan pilihan dalam Pilpres 2009? "PKS masih menunggu hasil rapat Mejelis Syuro. Kalau sudah ada keputusan mungkin saja kalimatnya jadi lain. Bisa saja kalau nanti hasil pemilu legislatif PKS mencapai 20% suara, kemungkinan besar kita akan mengusung calon sendiri," begitu kata Tifatul.
Pastinya, PKS saat ini sedang memusatkan perhatian bagaimana melahirkan pemimpin baru. Penggodokan saat ini sudah berlangsung di Mukernas yang saat ini berlangsung. Di Mukernas yang mengambil tema "Pemimpin Baru, Harapan Baru dan Indonesia baru" PKS mencari momentum lahirnya pemimpin baru Indonesia.Sedangkan pengamat politik Fajroel Rachman mengatakan, wacana untuk memberi kesempatan bagi tokoh muda dalam suksesi kepemimpinan Indonesia sangat realistis. Katanya, saat ini era generasi muda memimpin bangsa sudah menjadi keniscayaan."Di beberapa negara maju sudah mengarah ke sana. Misalnya Dmitry Anatolyevich Medvedev di Rusia dan Barack Obama di Amerika. Keduanya masih berusia 40 tahunan," jelas Fajroel.Fajroel menambahkan, dengan adanya pemimpinan muda di Indonesia diharapkan akan ada perubahan yang signifikan. Sebab bangsa ini, butuh orang muda yang memiliki pemikiran progresif.Sedangkan tokoh-tokoh tua saat ini, yang punya pengalaman dan pola pikir Orde Baru tidak lagi bisa menjawab tantangan bangsa ini. Sebab pemimpin muda, menurut Fadjroel, umumnya mengusung ide progresif.
Sedangkan golongan tua biasanya cenderung konservatif, kebijakannya tidak ada yang baru.Menurut Fajroel, calon presiden dari kalangan anak muda saat ini sudah banyak yang siap tampil. Ia kemudian menyebut nama Soetrisno Bachir dari PAN serta Hidayat Nurwahid dan Tifatul Sembiring PKS. "Kalau dari tokoh non partai mungkin Faisal Basri bisa diandalkan," ujar Ketua Gerakan Nasional Calon Independen tersebut.Ia kemudian memprediksi, bila jalur independen untuk maju di Pilpres 2009 dibuka, bukan tidak mungkin tokoh muda ini akan mengalahkan generasi tua seperti Wiranto, SBY, Jusuf Kalla, Megawati dan Prabowo.Wacana pemimpin muda ini sebenarnya sudah bergulir sejak tahun lalu, saat peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2007.
Saat itu ratusan tokoh pemuda dari sejumlah organisasi berkumpul di Gedung Arsip Nasional menggelar ikrar Kaum Muda Indonesia. Dalam ikrar tersebut dinyatakan saatnya kaum muda memimpin Indonesia.Beberapa tokoh hadir di acara itu. Mereka antara lain, lain Mudji Sutrisno, Din Syamsuddin, Rizal Ramli, Denny JA, Sys NS , Hanif Dhakiri, Jacobus Eko Kurniawan (aktivis 98), Budiman Sudjatmiko (PDIP), Indira Damayanti(politisi perempuan), Indah Dahlan (Paramadina), Sabri Saiman (politisi PAN), Hamdan Zoelva (politisi PBB), Anis Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Isra Ramli (peneliti LSI), Beathor Suryadi (aktivis PDIP), Rama Pratama (PKS), Pius Lustrilanang, Ferry Juliantono (Prodem) dan Farid Faqih (Gowa).
Gagasan itu kemudian semakin nyaring mendekati Pemilu 2009. Apalagi ketika Presiden PKS Tifatul Sembiring kemudian menyatakan secara terbuka soal wacana pemimpin muda di Pilpres 2009. Beberapa tokoh tua yang sedang ancang-ancang maju di Pilpres tentu saja merasa agak terganggu dengan desakan tersebut. Sebab sejauh ini bakal capres yang muncul adalah muka-muka lama. Bahkan beberapa calon yang ada, seperti SBY, Abdurahman Wahid dan Megawati, pernah menjadi presiden.
Namun menurut pengamat politik Muhammad Qodari, regenerasi kepemimpinan nasional tidak akan terjadi di Pemilu 2009. Ia mengatakan, pada suksesi tahun depan hanyalah masa transisi saja. Ibaratnya, 2009 masa sunset buat tokoh tua dan sunrise buat kalangan muda. "Paling tidak 2014 baru muncul pemimpin nasional dari kalangan muda," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer tersebut.Adapun masa transisi yang dimaksud Qodari adalah, di tahun 2009 hanya akan terjadi kompromi politik, artinya akan ada kombinasi yang tua dan yang muda. Persentasenya 40 persen kalangan tua dan 60 persen diisi oleh yang muda.Alasan Qodari, meskipun tokoh-tokoh muda di bawah 50-an sudah bermunculan, namun untuk saat ini mereka belum memiliki akses dan popularitas. Sebab di setiap partai masih dikuasai kalangan senior.
Beberapa tokoh muda partai yang saat ini ada, imbuh Qodari, antara lain, untuk Golkar ada nama Yuddy Chrisnandi, Ferry Mursyidan Baldan, Priyo Budi Santoso, dan Idrus Marham. Untuk PDIP ada Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Arya Bima, Maruarar Sirait.Sementara untuk PKB ada Muhaimin Iskandar, Yenny Wahid, Lukman Edy. PPP ada Lukman Hakim. PAN ada Drajad Wibowo, Zulkifli Hasan. Juga PKS ada Tifatul Sembiring, Hidayat Nur Wahid, Anis Mata, Fachri Hamzah. Untuk Demokrat ada Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.
"Mereka baru bisa tampil untuk menjadi pemimpin nasional di Pemilu 2014. Kalau untuk sekarang sepertinya akan sulit," pungkas Qodari.(ddg/iy)