Kamis, 02 Juli 2009

Ada PKS di Kampanye MEGA-PRO



by abuhasan

Siang kemarin (Selasa, 30/6) tak sengaja saya menyaksikan kampanye akbar pilpres pasangan Megawati-Prabowo yang digelar di stadion senayan jakarta. Tidak sengaja memang karena saya kebetulan di sebuah ruangan yang ada tivi menyala dengan satu orang yang lagi nonton. Awalnya hanya 'suara tivi' yang sekilas masuk, karena memang kurang tertarik.

Reporter lapangan Metro TV dengan suara keras meluap-luap melaporkan secara live dari stadion senayan jalannya kampanye putaran terakhir pasangan Mega-Pro.

"Saudara pemirsa, ribuan orang sudah memadati stadion bung karno. Tampak menonjol paduan lautan warna merah putih mereka. Merah mewakili pdip dan putih menggambarkan gerindra," ujar reporter mencoba mengaitkan pasangan Megawati-Prabowo dengan partai pendukungnya.

Sampai di sini saya membatin, sejak kapan gerindra diwakili warna putih? Maksa banget sih reporter.

"Massa terlihat makin membesar memenuhi stadion dan mereka masih menunggu kehadiran ibu Megawati dan Prabowo yang tengah menuju stadion. Saya kembali ke ..... di studio metro tv," lanjutnya menutup sementara siaran live.

Scene kemudian berpindah ke ruang studio Metro TV.

"Menurut anda, massa yang menghadiri kampanye pasangan Megawati-Prabowo kali ini, dibanding massa kampanye PKS pada pileg kemarin di tempat yang sama lebih besar mana?" tanya reporter metro tv.

"Jelas lebih besar massa PKS. Bukan hanya besar dari sisi jumlah saja. Kami, bukan hanya saya, juga wartawan lain saat itu menyaksikan sendiri bagaimana kampanye PKS dengan jumlah massa yang sangat besar tapi juga tertib dan santun. Tidak ada anarki atau massa yang garang. Ini bukan penilaian saya saja, tapi juga wartawan yang lain," panjang lebar sang pengamat yang jadi panelis di studio metro tv menjelaskan. Ditanya satu, jawabnya ganda. Bukan hanya itu, ini acara live kampanye Mega-Pro malah sang pengamat 'mengkampanyekan pks'.

Dan bukan itu saja, sang pengamat ini juga merasa perlu untuk 'menjadi saksi' bahwa wartawan lain sependapat dengan penilaiannya. "Bukan hanya saya lho yang mengatakan kalau kampanye pks adalah kampanye yang paling tertib, paling santun, paling berkesan bagi kami, tidak menimbulkan kekhawatiran para wartawan. Wartawan yang lain sama menilainya". Saya ingat, kalimat 'bukan hanya saya' diulang beberapa kali. Seakan beliau ingin menegaskan dan meyakinkan sang pembawa acara dari metro tv.

Saya yang tadinya hanya pasang telinga mulai mengamati dengan mata siapa gerangan sang pengamat ini. Wajah khasnya langsung saya mengenali. Budiarto Shambazy, batinku mengenali sang pengamat. Pria paruh baya ini sudah lama saya kenal. Wartawan senior harian Kompas ini sudah lama menarik perhatianku. Dari sejak pemilu 2004 komentar obyektif beliau tentang PKS yang ditulis di Kompas kolom tetap pekanan 'Politika' seakan mendobrak stereotip Kompas yang terkesan tidak ramah dengan jalur hijau.

Maka, komentar siang itu dari wartawan yang sudah mengabdi seperempat abad di harian Kompas ini makin menambah optimis ku. Ojo gebyah uyah, don't be generalisir. Masih ada orang-orang obyektif yang mau melihat sesuatu apa adanya, tanpa tendensius, apriori apalagi phobi.

Sesaat itu saya membatin akan membuat tulisan tentang peristiwa siang itu. Bagi anda yang belum kenal Budiarto Shambazy, saya tampilkan fotonya.

---
sumber: www.pkspiyungan.blogspot.com

Tidak ada komentar: