Jumat, 15 Mei 2009

SBY Tak Seperti Dulu Lagi?


Susilo Bambang Yudhoyono. Itulah nama yang selalu menjadi perhatian bangsa kita saat ini. Apalagi sebagian besar bangsa Indonesia kini masih menunggu siapa yang akan diumumkan sebagai pendampingnya dalam Pilpres 2009 ini.

SBY dulu kita kenal sebagai sosok yang ramah, santun, dan penuh kehati-hatian. Hal inilah yang membuat masyarakat Indonesia sangat mengidolakan sosok Presiden RI ke-6 ini. Seorang jenderal yang juga memegang gelar doktor.

Namun, sejak keluarnya hasil quick count hasil pemilu dari berbagai lembaga survei yang menyatakan Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu Legislatif, terjadi perubahan besar pada sikapnya.

Orang yang dulu sangat ramah kini terkesan jadi sangat kelewat percaya diri dengan kemampuan partainya untuk memenangkan Pemilu Presiden 2009 ini. Hal ini sudah terlihat pada saat penampilan beliau pertama kali di media masa untuk mengomentari perolehan suara Partai Demokrat dalam Pileg 2009.

Tak ayal lagi, parpol-parpol yang sudah menyatakan dukungannya sejak awal mulai berpikir ulang tentang rencana koalisi untuk Pilpres 2009. Saat ini tinggal PKB yang masih menyatakan akan meneruskan koalisi tersebut. PAN, yang mesti akhirnya mendukung SBY kemungkinan besar juga akan menarik dukungannya.

Moh Sofan, peneliti politik dari Yayasan Paramadina bahkan mengatakan sikap SBY itu merupakan tamparan politik di muka Amien Rais, yang selama ini menggadang-gadang dukungan PAN kepada SBY. Apa boleh buat, keputusan SBY untuk tetap mengambil Boediono sebagai cawapres membuat pak Amin menarik dukungannya kepada

SBY.
Namun, meski sejumlah parpol ber rencana akan meninggalkan Demokrat dalam pilpres mendatang, partai pendukung SBY itu tidak sedikit pun dibuat gentar. Sebaliknya, Demokrat malah menjadi semakin pede untuk tetap mengusung SBY-Boediono.

Demokrat bahkan merasa dengan mengusung pasangan itu masih yakin tetap menang. Syarifudin Hasan mengatakan, “Kan perolehan suara Demokrat cukup. Jadi kalau Demokrat sendirian pun masih cukup untuk mengusung SBY, dan masih dapat memenangkan Pilpres2009.”

Jika kita simak ucapannya, secara sekilas mungkin tidak masalah. Namun kalau kita telaah lebih jauh, ini merupakan ungkapan yang sangat arogan dari seorang Ketua DPP PD.

Indonesia membutuhkan pemimpin-pemimpin yang cepat dan tegas dalam mengambil keputusan dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperbaiki bangsa ini ke depan. Juga hal yang tidak kalah pentingnya adalah Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur, berakhlak baik, antikorupsi, sopan, santun, dan ramah. Jadi, tidaklah bijak kalau SBY menanggalkan hal ini semua.


Hamzah Etnur
hamzah128@gmail.com
sumber:inilah.com

Tidak ada komentar: